“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:9)
Refleksi:
Sebagai pengkhotbah, Anda sering kali berada di tengah konflik atau perbedaan pendapat, baik di antara jemaat maupun di dalam tim pelayanan. Ayat ini mengingatkan bahwa salah satu panggilan terbesar Anda adalah menjadi pembawa damai. Damai yang sejati tidak berarti menghindari masalah, tetapi menyelesaikannya dengan hikmat dan kasih Kristus. Membawa damai adalah tanda bahwa Anda hidup sebagai anak Allah yang mencerminkan karakter-Nya. Dalam pelayanan, damai yang Anda bawa dapat menjadi teladan bagi jemaat dan kesaksian bagi dunia. Ingatlah bahwa damai sejahtera tidak datang dari kemampuan Anda sendiri, tetapi dari hubungan Anda yang erat dengan Tuhan. Ketika Anda hidup dalam damai dengan-Nya, Anda dapat menjadi saluran damai bagi orang lain.
Penerapan:
Jadilah pembawa damai dalam setiap situasi pelayanan, baik dengan sikap lemah lembut maupun hikmat dari Tuhan, agar nama-Nya dimuliakan.
Doa:
“Ya Tuhan, jadikan aku pembawa damai di tengah setiap konflik yang aku hadapi. Berikan aku hikmat untuk menyelesaikan perbedaan dengan kasih dan lemah lembut. Biarlah damai-Mu mengalir melalui hidupku, sehingga aku menjadi saksi bagi dunia. Dalam nama Yesus Kristus, aku berdoa. Amin.”