Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak dalam iman. Selidikilah dirimu. Tidakkah kamu menyadari bahwa Kristus Yesus ada di dalam kamu? Kecuali kalau kamu ternyata tidak tahan uji. Tetapi aku harap kamu akan menyadari bahwa kami tidak gagal dalam ujian itu.
(2 Korintus 13:5–6)
Karena pelayanan khotbah juga mencakup penginjilan, maka dalam banyak kesempatan, sebagian pendengar kita belum mengalami kelahiran kembali seperti halnya sang pemberita Injil. Karena terang belum menyinari hati mereka (2 Korintus 4:6), mereka masih mati dalam pelanggaran dan dosa mereka (Efesus 2:1) serta buta secara rohani (2 Korintus 4:4). Tidak seperti orang percaya, mereka tidak dapat memahami perkara-perkara dari Allah, sebagaimana dikatakan Paulus dalam 1 Korintus 2:9–16:
Tetapi seperti ada tertulis:
“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
dan tidak pernah didengar oleh telinga,
dan yang tidak pernah timbul dalam hati manusia:
semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh. Sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang paling dalam dari Allah. Siapa yang mengetahui isi hati seseorang selain rohnya sendiri yang ada di dalam dirinya? Demikian pula tidak ada yang mengetahui isi hati Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi Roh yang berasal dari Allah, supaya kita mengerti apa yang dianugerahkan Allah kepada kita. Hal itu kami sampaikan bukan dengan kata-kata yang diajarkan oleh hikmat manusia, tetapi dengan yang diajarkan oleh Roh – menjelaskan hal-hal rohani kepada mereka yang rohani.
Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu adalah kebodohan baginya dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh siapa pun. Sebab:
“Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan,
sehingga ia dapat menasihati-Nya?”
Tetapi kita memiliki pikiran Kristus.
Kita tidak perlu putus asa karena orang yang tidak percaya tidak dapat memahami kebenaran rohani, tetapi kita harus mengandalkan Roh Kudus agar melalui pemberitaan firman, Ia mengaruniakan hidup kepada mereka. Kesadaran kita akan kebutaan rohani, kematian rohani, dan perbudakan dosa seharusnya justru mendorong kita untuk berkhotbah dengan kesungguhan, kerendahan hati, belas kasihan, pengertian, dan pengharapan. Ingatlah nasihat penuh hikmat dari Paulus kepada jemaat di Korintus:
Atau tidak tahukah kamu bahwa orang-orang yang tidak benar tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Jangan sesat! Orang cabul, penyembah berhala, pezina, banci, homoseksual, pencuri, orang serakah, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah dibasuh, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.
(1 Korintus 6:9–11)
Bapa, terima kasih atas hak istimewa yang luar biasa untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum percaya. Ketika aku melakukannya, tolonglah aku untuk setia dan dampingilah pemberitaanku dengan kuasa Roh Kudus agar mata yang buta menjadi melihat dan para pendengar menjadi taat kepada-Mu dan firman-Mu. Amin.
