“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohanes 14:15)
“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku.” (Yohanes 14:21a)
Kita Mengasihi dan Menaati
Beberapa bagian dalam Kitab Suci menunjukkan bahwa mengasihi Allah dan menaati-Nya hampir tidak dapat dipisahkan. Ulangan 11:1 menyatakan, “Engkau harus mengasihi TUHAN, Allahmu, dan senantiasa melakukan kewajibanmu terhadap-Nya, yakni ketetapan, peraturan, dan perintah-Nya.” Dan pada ayat 22, kedua hal itu dipersatukan menjadi satu syarat untuk TUHAN menghalau bangsa-bangsa dari Tanah Perjanjian.
Mengasihi Allah dan menaati-Nya tidak hanya dihubungkan karena ketaatan adalah ekspresi kasih kepada Allah — sebagaimana dikatakan dalam 1 Yohanes 5:3a, “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya” — tetapi juga karena Allah sendiri memerintahkan agar kita melakukan keduanya. Perhatikan ajakan Yosua berikut:
“Tetapi lakukanlah dengan sangat setia perintah dan hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu: yaitu mengasihi TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan-Nya, tetap mengikuti perintah-perintah-Nya, berpaut kepada-Nya dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.” (Yosua 22:5)
Dalam konteksnya, Yosua menyatakan bahwa beberapa suku telah taat kepada Musa dan dirinya, dan bahwa Allah telah memenuhi janji-Nya kepada mereka. Sekarang Yosua mengajak umat untuk terus mengasihi Allah, berjalan dalam jalan-Nya, menaati perintah-Nya, melayani-Nya, dan berpaut kepada-Nya. Semua itu harus dilakukan dengan segenap hati dan jiwa mereka.
Kita mungkin berpikir bahwa memerintahkan seseorang untuk mengasihi justru akan menghilangkan makna kasih itu sendiri, tetapi Yosua jelas tidak berpikir demikian — dan Rasul Yohanes pun tidak. Luangkan waktu untuk menghafal ayat 5 tersebut, atau jika tidak memungkinkan, tulislah dan letakkan di tempat yang mudah terlihat. Ayat ini menyatukan antara tanggung jawab dan hubungan pribadi — persis seperti yang dilakukan Yesus.
Terima kasih, Yesus, karena Engkau telah memberikan kepada kami definisi kasih yang nyata. Amin.