Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik menuntun aku di tanah yang rata.
(Mazmur 143:10)

Kita tidak berjalan sendiri atau tanpa pendamping. Allah menyertai kita, sebagaimana Ia menyertai Yeremia dan para juru bicara-Nya yang lain dalam Perjanjian Lama. Kadang-kadang, penulis Perjanjian Lama secara eksplisit menyebut keterlibatan Roh dalam ucapan kenabian. Misalnya, Mikha—yang membandingkan dirinya dengan nabi-nabi palsu—menyatakan hal ini:

Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan keberanian, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya.
(Mikha 3:8)

Lebih terkenal lagi, Yesaya mengaitkan pemberitaannya dengan karya Roh Kudus dalam kata-kata yang digenapi dalam pelayanan Yesus (bandingkan dengan Lukas 4:18–21):

Roh Tuhan ALLAH ada padaku, karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara; untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita; untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian pujian ganti semangat yang lesu. Supaya mereka disebut pohon tarbantin kebenaran, tanaman TUHAN untuk memperlihatkan keagungan-Nya.
(Yesaya 61:1–3)

Yoel 2:28–32 menegaskan dan memperluas kaitan antara Roh Kudus dan ucapan kenabian, khususnya dalam bentuk kutipan Petrus pada hari Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 2:14–21:

Maka bangkitlah Petrus dan berdiri bersama kesebelas rasul itu. Ia berkata dengan suara nyaring: “Hai orang-orang Yahudi dan semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah ini dan perhatikanlah kata-kataku. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan pagi. Tetapi inilah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:

Akan terjadi pada hari-hari terakhir — demikianlah firman Allah — bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia. Maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu, dan mereka akan bernubuat. Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit atas dan tanda-tanda di bumi bawah, darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN, hari yang besar dan mulia itu. Dan barang siapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.”

Bagian ini mengikuti Septuaginta secara dekat, tetapi menghilangkan beberapa baris dari nubuat Yoel dan menambahkan beberapa kata yang dicetak miring di atas. Petrus dengan jelas memaknai peristiwa ini sebagai jawaban atas kerinduan Musa: “Sekiranya seluruh umat TUHAN menjadi nabi, karena TUHAN memberikan Roh-Nya ke atas mereka!” (Bil 11:29). Yoel telah menubuatkan peristiwa yang digenapi pada hari Pentakosta.

Pengulangan yang disengaja dari frasa “akan bernubuat” menunjukkan bahwa Petrus menganggap hal ini sangat penting. Bukan hanya nubuat Yoel menjelaskan fenomena yang tidak biasa pada hari itu, tetapi juga menjelaskan bagaimana tentara penginjil—baik muda maupun tua, laki-laki maupun perempuan—akan dapat menyampaikan pesan Injil ke seluruh dunia. Setiap orang percaya memiliki Roh Kudus; setiap orang yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Inilah hari-hari terakhir, masa persiapan untuk penghakiman. Mereka yang mendengar khotbah Petrus jelas merasakan urgensinya. Banyak yang bertobat dan percaya, dan semua yang melakukannya menerima Roh Kudus sebagaimana dijanjikan (Kis 2:37–38). Khotbah Petrus ini adalah penggenapan pertama dari janji Yesus dalam Kisah Para Rasul 1:8:

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Doa:

Roh Kudus, meskipun biasanya aku berdoa di dalam Engkau dan melalui Tuhan Yesus kepada Bapa, hari ini aku berbicara langsung kepada-Mu sebagai Allah dan mengucap syukur karena Engkau memampukanku untuk memberitakan firman. Tanpa karya-Mu di balik layar—membukakan kebenaran firman-Mu kepadaku, memampukanku memahaminya dan menyampaikannya dengan jelas—aku tidak mungkin dapat berkhotbah dengan setia. Karena itu aku mohon, teruslah bekerja di dalam dan di sekelilingku untuk mencapai tujuan-Mu yang mulia, yaitu memuliakan Tuhan Yesus, supaya Dia pada gilirannya memuliakan Bapa. Amin.

Related Posts