“Segala pohon di padang akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN yang merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, yang mengeringkan pohon yang segar dan membuat pohon yang kering bertunas. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan Aku akan melakukannya.”
(Yehezkiel 17:24)


Ada hubungan yang sangat jelas antara Allah sebagai Pencipta yang berdaulat atas segala yang ada, dan kuasa-Nya untuk berbicara dengan otoritas kepada umat-Nya, serta melalui umat-Nya kepada dunia. Dengarlah firman Tuhan:

Beginilah firman Allah, TUHAN –

yang menciptakan langit dan membentangkannya,
yang menghamparkan bumi serta segala yang tumbuh di atasnya,
yang memberi nafas kepada umat manusia di atasnya,
dan hidup kepada mereka yang berjalan di atasnya:

“Aku, TUHAN, telah memanggil engkau dalam kebenaran,
Aku akan memegang tanganmu.
Aku akan memelihara engkau dan menjadikan engkau
perjanjian bagi umat manusia,
dan terang bagi bangsa-bangsa,

untuk membuka mata yang buta,
membebaskan tawanan dari penjara,
dan melepaskan dari ruang gelap orang-orang yang duduk dalam kegelapan.

Akulah TUHAN, itulah nama-Ku!
Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain,
atau pujian-Ku kepada patung berhala.

Sesungguhnya hal-hal yang dahulu sudah terjadi,
dan hal-hal yang baru Aku nyatakan;
sebelum semuanya itu tumbuh,
Aku memberitahukannya kepadamu.”

(Yesaya 42:5–9)


Allah memanggil umat-Nya, Israel, dalam kebenaran dan menjadikan mereka umat perjanjian-Nya. Ia membimbing mereka dengan tangan-Nya dan menjadikan mereka terang bagi bangsa-bangsa lain. Firman-Nya yang hidup di dalam mereka penuh kuasa—sekuat firman-Nya yang menciptakan alam semesta. Ia memberikan kepada mereka pesan pembebasan dari perbudakan, sebuah pesan yang harus mereka hidupi dan wujudkan.

Fakta bahwa firman-Nya menciptakan mereka sebagai bangsa yang kudus adalah bukti hidup bahwa Allah—yang menciptakan dunia melalui sabda-Nya—masih berbicara hingga sekarang. (Ulangan 4:32–40 menegaskan ulang kebenaran ini dengan kuat). Kemampuan-Nya yang terbukti untuk menyatakan masa depan umat-Nya sebelumnya hanya mungkin dilakukan oleh-Nya sebagai Pencipta yang berdaulat. Firman-Nya meneguhkan klaim-Nya sebagai Pencipta yang memberi hidup dan nafas kepada semua yang berjalan di bumi-Nya. Karena “hal-hal yang dahulu” sudah tergenapi, umat Allah bisa yakin bahwa “hal-hal yang baru” yang dinyatakan-Nya pun akan digenapi. Ia berfirman dan menepatinya, agar umat-Nya tidak lagi berpaling kepada berhala, dan agar Dia menerima kembali kemuliaan dan hormat yang memang layak bagi-Nya.

Tuhan Yesus menggenapi secara sempurna peran Israel sebagai “terang bagi bangsa-bangsa,” dan Ia dengan setia menyampaikan pesan yang dahulu dipercayakan kepada Israel (Yes. 61:1–3; Luk. 4:14–21). Kini, tanggung jawab tersebut beralih kepada kita yang ada di dalam Kristus (1 Ptr. 2:9–12; Why. 1:6). Kita memberitakan Injil bukan hanya karena kita diciptakan oleh dan untuk Allah, tetapi karena kita telah diciptakan kembali oleh-Nya.

Karena anugerah Allah, kita bukan hanya ciptaan-Nya, tetapi juga anak-anak-Nya dan ahli waris-Nya. Namun kita juga tetap ciptaan-Nya. Luangkan waktu untuk mengucap syukur kepada Allah atas segala yang telah Ia berikan kepadamu hanya karena Ia telah menciptakanmu.


Doa:

Tuhan yang penuh kasih, aku berutang segalanya kepada-Mu.
Sebelum Engkau memanggilku untuk memberitakan firman-Mu, Engkau lebih dulu memberiku suara, mata, dan akal budi.
Engkau memberiku telinga untuk mendengar suara-Mu, dan kelemahan-kelemahan yang mengingatkanku bahwa dunia ini bukan rumahku yang sejati.
Sebelum Engkau mencurahkan anugerah-anugerah rohani kepadaku, Engkau telah menciptakanku menurut rupa-Mu, menempatkanku dalam keluarga, dan mengutusku hidup dalam generasi ini.
Terima kasih, Tuhan!
Amin.

Related Posts