Knowing the Context: Frame, Tools, and Sign for Preaching

Judul:
Knowing the Context: Frame, Tools, and Sign for preaching
Mengenal Konteks Oleh BPK Gunung Mulia

Penulis: James R. Nieman
adalah seorang akademisi dan penulis yang dikenal dalam bidang homiletika, yaitu studi tentang khotbah dan seni berbicara di depan umum dalam konteks keagamaan. Ia memiliki latar belakang pendidikan yang kuat, termasuk gelar doktor dalam teologi dan homiletika. Nieman telah mengajar di berbagai institusi teologi dan sering terlibat dalam pelatihan pendeta dan pemimpin gereja.

Buku "Knowing the Context: Frame, Tools, and Sign for Preaching" karya James R. Nieman merupakan sebuah karya penting yang membahas tentang pentingnya konteks dalam khotbah. Nieman, seorang akademisi yang berpengalaman dalam bidang homiletika, mengajak pembaca untuk memahami bahwa khotbah yang efektif tidak hanya bergantung pada teks Alkitab, tetapi juga pada konteks di mana khotbah tersebut disampaikan. Kesadaran kontekstual tidak boleh diturunkan hingga kesadaran menjadi slogan dalam pendidikan teologis dan praktis pelayanan gereja, sebuha ungkapan yang dikukuhkan oleh semua orang sehingga dibutuhkan pemikiran lebih lanjut.

Ringkasan Isi Buku

  1. Konteks dalam Khotbah: Nieman menekankan bahwa setiap khotbah harus mempertimbangkan konteks sosial, budaya, dan teologis dari pendengar. Ia menjelaskan bagaimana latar belakang pendengar dapat mempengaruhi cara pesan diterima dan dipahami.Tak ada pengkhotbah yang berusaha untuk tidak relevan. Kitab suci dipelajari dengan tekun, khotbah disusun dengan hati hati dan penyampaiannya dilatih dan berulang ulang.
  2. Frame (Kerangka): Buku ini membahas pentingnya kerangka pemikiran yang digunakan oleh pendeta dalam menyampaikan khotbah. Kerangka ini mencakup cara pandang yang membentuk pemahaman dan interpretasi teks Alkitab. Nieman mengajak pembaca untuk secara kritis mengevaluasi kerangka yang mereka gunakan dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi pesan yang disampaikan.Relevansi yang di tawarkan oleh solusi-solusi teknis itu memang teknis itu memang tipis dan pada akhirnya akan merugikan diri sendiri.
    Selanjutnya, Nieman membahas konsep "frame" atau kerangka pemikiran yang digunakan oleh seorang pendeta. Kerangka ini mencakup cara pandang dan asumsi yang mempengaruhi interpretasi teks Alkitab. Ia mendorong para pembaca untuk merenungkan kerangka yang mereka gunakan dan bagaimana hal itu dapat membentuk pesan yang disampaikan.
  3. Tools (Alat): Nieman memperkenalkan berbagai alat dan metode yang dapat digunakan dalam persiapan khotbah. Ini termasuk teknik analisis teks, pemahaman konteks historis, serta penggunaan sumber-sumber tambahan yang dapat memperkaya khotbah. Ia mendorong para pendeta untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka dalam menggunakan alat-alat ini. Dalam bagian ini, Nieman memperkenalkan berbagai alat yang dapat digunakan dalam persiapan khotbah. Alat-alat ini mencakup teknik analisis teks, pemahaman konteks historis, dan sumber-sumber tambahan yang dapat memperkaya pemahaman dan penyampaian khotbah. Ia menekankan pentingnya penguasaan alat-alat ini untuk meningkatkan kualitas khotbah. Berkhotbah menghasilkan suatu perjumpaan yang hidup antara Allah yang kita kenal terutama melalui Yesus dan sekelompok orang sesamanya yang mempercayai Allah ini sebagai sumber kehidupan mereka.

Nieman memulai dengan menekankan bahwa khotbah yang efektif tidak dapat dipisahkan dari konteks di mana ia disampaikan. Konteks mencakup latar belakang sosial, budaya, dan teologis dari pendengar. Pemahaman yang mendalam tentang konteks ini menjadi landasan bagi setiap khotbah yang relevan.

  1. Sign (Tanda): Dalam bagian ini, Nieman menjelaskan bagaimana tanda-tanda dalam khotbah—baik yang verbal maupun non-verbal—dapat berfungsi untuk menyampaikan pesan dengan lebih efektif. Ia mengajak pembaca untuk memperhatikan bagaimana cara penyampaian, nada suara, dan bahasa tubuh dapat memengaruhi penerimaan pesan oleh pendengar.
    Khotbah memberitakan bagaimana Allah menjumpai kita di dalam kekacauan dan kompleksitas kehidupan kita.

Nieman kemudian membahas aspek "sign" atau tanda dalam khotbah. Ia menjelaskan bahwa tanda-tanda ini, baik yang verbal maupun non-verbal, sangat penting dalam menyampaikan pesan. Cara penyampaian, nada suara, dan bahasa tubuh dapat mempengaruhi bagaimana pesan diterima oleh pendengar. Oleh karena itu, pendeta perlu memperhatikan elemen-elemen ini untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.

Refleksi dan Pembelajaran Berkelanjutan:

Di akhir buku, Nieman mendorong para pendeta untuk terus melakukan refleksi dan pembelajaran berkelanjutan. Ia menekankan bahwa khotbah adalah suatu seni yang memerlukan pengembangan dan adaptasi seiring waktu, terutama dalam menghadapi perubahan konteks sosial dan budaya.

Kesimpulan

"Knowing the Context: Frame, Tools, and Sign for Preaching" adalah panduan yang komprehensif bagi para pendeta dan pembicara publik dalam mengembangkan keterampilan khotbah yang lebih baik. Dengan menekankan pentingnya konteks, kerangka, alat, dan tanda, Nieman memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana khotbah dapat menjadi lebih relevan dan berdampak. Buku ini sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kemampuan mereka dalam menyampaikan pesan dengan cara yang lebih efektif dan bermakna.

Related Posts