“Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada,” seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: “Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.”
(Kisah Para Rasul 17:28)
Salah seorang dari kalangan mereka sendiri, seorang nabi dari Kreta, pernah berkata: “Orang Kreta selalu pembohong, binatang buas, pemalas yang rakus.”
(Titus 1:12)
Kita Mengenal Pendengar dengan Membaca secara Luas dan Bijaksana
Ketika Paulus memberitahu Titus bagaimana menggembalakan jemaat di Kreta, ia menegaskan karakter orang Kreta melalui bukti sastra, namun tidak menerimanya secara buta. Ia menyetujui apa yang benar. Perhatikan bahwa dalam napas yang sama, Paulus juga menolak ide-ide lain yang berasal dari tulisan luar:
Salah seorang dari kalangan mereka sendiri, seorang nabi dari Kreta, pernah berkata: “Orang Kreta selalu pembohong, binatang buas, pemalas yang rakus.” Perkataan itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman dan tidak memperhatikan dongeng orang Yahudi serta hukum-hukum buatan manusia yang menolak kebenaran.
(Titus 1:12–14)
Kita melayani para pendengar dengan belajar tentang segala sesuatu. Allah melalui Kristus adalah Pencipta alam semesta dan Tuhan atas segala yang ada. Seperti yang pernah dikatakan oleh negarawan Belanda Abraham Kuyper, “Di seluruh bentangan kehidupan manusia, tidak ada satu inci persegi pun yang tidak diproklamirkan Kristus – yang adalah Tuhan atas semuanya – sebagai milik-Nya!” Fakta itu sendiri seharusnya membuat kita tertarik pada karya Tuhan di dunia ini.
Belajar secara luas menuntut kita mengembangkan kepekaan pengamatan dan mengatur waktu untuk membaca, sebab betapapun banyaknya perjalanan yang kita lakukan, kita tidak dapat melihat semuanya dengan mata kita sendiri. Bahkan apa yang kita lihat pun belum tentu kita pahami sepenuhnya; kita membutuhkan mata dan telinga para ahli untuk menafsirkan realitas. Itulah mengapa karya sastra yang baik dan sains yang terlatih sangat berharga.
Saya mendorong Anda untuk belajar melihat dunia ini – dalam keagungannya sekaligus kerusakannya – dari perspektif eskatologis. Ingatlah Roma 8:18–25:
Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena segala makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan – bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya – tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
Kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu penebusan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat bukan lagi pengharapan. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Segala sesuatu adalah alat bantu visual dari apa yang sedang dikerjakan Allah dalam sejarah keselamatan – pengingat akan rencana akhir Allah atas dunia ini. Pengetahuan yang luas dan mendalam membantu kita mempertahankan gambaran besar ini dan menolong para pendengar untuk melihat dunia seperti yang Allah lihat.
Mempelajari hal-hal kontemporer adalah bentuk pelayanan yang sejati kepada para pendengar kita karena dunia ini menawarkan banyak cara pandang yang keliru terhadap hidup. Ketika kita berkhotbah, kita menawarkan tafsiran yang sangat berbeda terhadap fakta-fakta yang sama. Namun sudut pandang kita – meskipun sungguh-sungguh alkitabiah – tidak akan mudah diterima jika kita tidak tahu apa-apa tentang “fakta” di sekitar kita: sains, sastra, dan peristiwa terkini. Ketika kita memahami dunia tempat para pendengar hidup, barulah kita bisa menolong mereka menempatkan pengamatan mereka dalam kerangka yang disediakan oleh Allah.
Tentunya, studi terhadap dunia masa kini tidak boleh mengorbankan pengetahuan kita tentang Alkitab dan dunia tempat para penulis manusiawi Alkitab hidup. Tetapi dengan tetap memperhatikan peringatan itu, semakin banyak yang kita ketahui, semakin baik pula kita dapat melayani mereka yang mendengar.
Tuhan, terima kasih atas dunia-Mu ini. Meskipun dunia ini telah memberontak terhadap-Mu, dunia ini tetap milik-Mu oleh karena ciptaan. Datanglah segera untuk menyatakan pemerintahan-Mu atas dunia ini demi kemuliaan Nama-Mu. Amin.
