Betapa aku mencintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. (Mazmur 119:97)

Kita Mengasihi Firman Allah

Karena kita mengasihi Allah, kita juga mengasihi firman-Nya. Kasih terhadap firman Allah adalah tema dari banyak ayat dalam Mazmur 119 (ayat 47, 48, 97, 113, 119, 127, 159, 163, 165, 167). Tetapi seperti apa bentuk kasih ini dalam praktiknya?

Karena kita mengasihi firman Allah, kita menemukan kesukaan di dalamnya (ayat 47). Kita merindukannya dan merenungkannya (ayat 49, 97). Kita membiarkan firman itu membentuk dan memperkuat keengganan kita terhadap kejahatan:

Aku benci orang yang bimbang hati, tetapi Taurat-Mu kucintai. (Mazmur 119:113)

Sebab aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua. Maka aku meluruskan segala titah-Mu tentang segala hal, dan aku benci segala jalan dusta. (Mazmur 119:127–128)

Kasih terhadap hukum Allah bukan hanya menjadi dasar tindakan kita; kasih itu juga merupakan respon kita terhadap keputusan benar Allah atas orang fasik:

Engkau menolak semua orang yang menyimpang dari ketetapan-Mu, sebab tipu daya mereka adalah sia-sia. Semua orang fasik di bumi Kauanggap seperti sanga; sebab itu aku mencintai peringatan-peringatan-Mu. (Mazmur 119:118–119)

Karena kita mengasihi firman Allah, kita mentaatinya:

Aku mentaati peringatan-peringatan-Mu, sebab aku sangat mengasihinya. Aku berpegang pada titah-titah-Mu dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu. (Mazmur 119:167–168)

Harapan saya bukanlah agar Anda hanya sampai pada titik di mana Anda bisa mengklaim bahwa Anda mengasihi firman Allah, tetapi agar orang lain dapat melihat bahwa Anda mengasihinya karena mereka melihat bagaimana firman itu membentuk sikap, kasih sayang, dan perilaku Anda. Kita tidak perlu memamerkan kasih kita terhadap Kitab Suci; kasih itu seharusnya terlihat dengan sendirinya.

Saya bisa memberikan contoh pribadi tentang hal ini: Suatu pagi di hari Minggu dalam ibadah, saya membacakan prolog dari Injil Yohanes sebelum menguraikannya dalam khotbah. Setelah kebaktian, seorang jemaat dengan wajah berseri melapor bahwa saat saya membacakan teks itu, ia tiba-tiba menyadari, “Pendeta Greg benar-benar mengasihi firman ini!”

Bagaimana kita menumbuhkan kasih terhadap firman Allah? Kita membuktikannya. Ketika kita mempercayai Allah untuk bertindak sesuai dengan firman-Nya, dan Ia memang melakukannya, bukan hanya iman kita kepada firman itu yang bertumbuh, tetapi juga kasih kita kepadanya. Para pendeta berada dalam posisi istimewa karena dapat melihat firman Allah bekerja dalam banyak kehidupan. Dan saat Anda menyaksikan firman itu bekerja, kasih Anda terhadapnya akan makin dalam.

Bapa, tidak mudah bagiku untuk mengekspresikan kasih, bahkan kepada orang-orang yang paling aku kasihi. Ampunilah aku karena telah menahan respon yang sepenuhnya layak ini — kepada mereka dan kepada-Mu. Aku mengasihi Engkau dan aku ingin kasih itu menumbuhkan kasih terhadap firman-Mu, seperti aku mencintai surat dan catatan dari istriku. Biarlah semakin nyata bahwa aku sungguh mengasihi firman-Mu. Amin.

Related Posts