“Sebab itu, saudara-saudara, berdirilah teguh dan peganglah teguh ajaran-ajaran yang telah kamu terima dari kami, baik secara lisan maupun lewat surat kami.”
(2 Tesalonika 2:15)
Firman Allah Mengokohkan Orang Percaya
Ketika Paulus berpamitan kepada para penatua di Efesus, ia menyerahkan mereka kepada Allah dan kepada firman-Nya:
“Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Allah dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan mengaruniakan bagian kepada kamu di antara semua orang yang dikuduskan.”
(Kisah Para Rasul 20:32)
Firman Allah memiliki kuasa untuk menggenapi maksud-maksud Allah dengan cara membangun kita dan memberikan warisan kepada kita di antara mereka yang telah dikuduskan. Firman Allah dan pekerjaan Allah tidak dapat dipisahkan. Perhatikan juga bahwa firman Allah digambarkan sebagai “firman kasih karunia-Nya.”
Ketika kita berkhotbah, pesan kita selalu harus menjadi kabar tentang kasih karunia Allah, bahkan jika yang kita sampaikan adalah teguran atau peringatan. Sebagai pengkhotbah, kita menjalankan kehendak Allah ketika kita membiarkan firman-Nya menyingkapkan dosa, supaya dosa dapat dikenali sebagai dosa, disesali, dan ditinggalkan, dalam pengharapan sukacita akan menerima kasih karunia dan pengampunan.
Perhatikan juga bahwa warisan yang kita terima diberikan dalam persekutuan dengan orang-orang lain yang seperti kita telah dikuduskan (dan juga sedang dikuduskan). Khotbah harus selalu melihat dimensi komunal dari teks Alkitab, baik yang dinyatakan secara eksplisit maupun yang tersirat.
Roma 16:25–27 adalah sebuah doksologi yang merangkum banyak tema dari surat Roma:
“Bagi Dia, yang berkuasa meneguhkan kamu menurut Injil yang kubawa dan pemberitaan tentang Yesus Kristus – sesuai dengan penyataan rahasia yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan, menurut perintah Allah yang kekal, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman – bagi Allah, satu-satunya yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.”
Perhatikan bahwa Injil dan “pemberitaan tentang Kristus” hampir identik dan bahwa keduanya dikenal melalui tulisan-tulisan para nabi – yaitu Alkitab yang diberitakan Paulus. Melalui pesan yang diberitakan ini – yang kini dinyatakan bukan hanya kepada orang Yahudi tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain – Allah sendiri bukan hanya menyelamatkan orang Kristen, tetapi juga mengokohkan mereka.
Kita perlu terus-menerus memberitakan Injil kepada diri kita sendiri dan kepada sesama orang percaya. Dengan demikian, gereja-gereja yang kita layani akan berdiri dengan kokoh, teguh, dan Allah akan dipermuliakan.
Betapa besar berkat-Mu, Tuhan, ketika Engkau meneguhkan kami, memberi kemampuan untuk berdiri teguh dan tidak diombang-ambingkan oleh tiap ajaran yang salah. Tolonglah aku agar dapat menolong orang lain mengalami berkat ini dengan aktif mengokohkan mereka melalui pemberitaan firman kudus-Mu. Amin.