““Inilah doaku: semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus, untuk memuliakan dan memuji Allah.”
(Filipi 1:9–11)
Mereka Akan Mengasihi dan Bertumbuh
Idealnya, para pendengar kita akan memberikan umpan balik yang jujur dan membangun. Priskila dan Akwila menjadi teladan ketika mereka membimbing Apolos:
“Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam jalan Tuhan, dan dengan bersemangat ia berbicara dan mengajar dengan tepat tentang Yesus, meskipun ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai berbicara dengan berani di rumah ibadat. Setelah mendengar dia, Priskila dan Akwila membawanya ke rumah mereka dan dengan lebih teliti menjelaskan jalan Allah kepadanya.”
(Kisah Para Rasul 18:24–26)
Pasangan yang saleh ini mengoreksi Apolos secara pribadi, di rumah mereka. Mereka tampaknya melihat karunia luar biasa yang dimiliki Apolos dan dengan lembut membantu dia menyampaikan pengajaran yang lebih lengkap atas kebenaran yang telah ia sampaikan. Penguatan menjadi wadah bagi pelatihan dan pendidikan.
Idealnya, para pendengar kita menerima firman Tuhan dengan rendah hati dan semangat yang nyata untuk melakukannya. Hari Pentakosta adalah contoh klasik dari respons yang kita harapkan dan doakan:
“Karena itu seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah menjadikan Yesus yang kamu salibkan itu menjadi Tuhan dan Mesias.”
Ketika mereka mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka berkata kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, “Saudara-saudara, apa yang harus kami perbuat?”
Jawab Petrus kepada mereka, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus… Dan pada hari itu kira-kira tiga ribu orang menerima perkataan itu dan dibaptis.”
(Kisah Para Rasul 2:36–41, diringkas)
Contoh lainnya adalah jemaat Tesalonika. Mereka meninggalkan berhala dan berbalik kepada Allah yang hidup setelah mendengar Injil. Mereka meneladani Paulus, Silas, Timotius, dan gereja-gereja di Yudea, dan pada akhirnya menjadi teladan bagi gereja-gereja yang lebih muda (1 Tesalonika 1–2).
Idealnya juga, para pendengar akan mengasihi dan menghormati kita karena jabatan pelayanan yang kita emban dan ketekunan kita dalam mengerjakannya:
“Saudara-saudara, kami minta supaya kamu menghargai mereka yang bekerja keras di antaramu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan menasihati kamu. Hormatilah mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah dalam damai seorang dengan yang lain.”
(1 Tesalonika 5:12–13)
Kasih seperti ini dirasakan oleh Paulus dari banyak orang, dan ia mengakuinya:
“Sampaikan salam kepada semua orang yang mengasihi kami dalam iman. Kasih karunia menyertai kamu semua.”
(Titus 3:15b)
Respons yang ideal membuat pekerjaan pelayanan menjadi sukacita, seperti yang diungkapkan penulis surat Ibrani:
“Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu sebagai orang-orang yang harus mempertanggungjawabkannya. Supaya mereka melakukannya dengan sukacita, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.”
(Ibrani 13:17)
“Dan inilah doaku: semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus, untuk memuliakan dan memuji Allah.” Amin
