( Meninggalkan bekas saat di peras )
Daun pandan sering digunakan untuk penambah aroma pada makanan terutama nasi. Cara mengolahnya sangat mudah yaitu dengan cara memasukan ke dalam nasi yang sedang di kukus atau di masak. Selain digunakan untuk penambah aroma pada nasi, daun pandan bisa digunakan sebagai pewarna alami pada makanan.
Bagaimana caranya? Sangat sederhana, yaitu pertama parut daun pandan lalu peras daun pandan yang sudah halus dan campur dengan air.
Sebelum daun pandan dapat digunakan sebagai pewarna alami dan penambah aroma makanan, maka daun pandan tersebut harus dicabut dari akarnya terlebih dahulu, kemudian dibersihkan lalu di parut dan diperas. Proses yang sangat panjang dan juga menyakitkan harus dilalui sebelum akhirnya berguna. Tidak sampai disitu saja, bagi seseorang yang mengolahnya pun harus menerima bekas di tangannya pada saat mengolah daun pandan tersebut.
Proses dari daun pandan sampai pada bekas yang ditinggalkan bagi si pemeras daun pandan itu pun bisa dikatakan sebagai pengorbanan yang membekas.
Untuk menjadikan hidup kita ini pemanis dan pewarna bagi orang lain, maka kita harus melewati proses yang memerlukan pengorbanan. Ada bagian yang harus kita cabut, ada pula bagian yang harus diparut, bahkan ada pula bagian yang harus diperas agar menghasilkan sari-sari kehidupan kita ini.
Ibarat Allah sebagai pemeras “daun pandan” pun mendapat bekas yang menyakitkan, yaitu Dia harus menyerahkan Anak-Nya sendiri untuk membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik. Dengan kata lain, tidak ada yang hidup yang bermanfaat tanpa melewati sebuah pengorbanan.
