“Bagianku ialah TUHAN; aku telah berjanji untuk menuruti firman-Mu. Aku memohon wajah-Mu dengan segenap hatiku, kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu. Aku telah memikirkan hidupku, dan mengarahkan kakiku kepada peringatan-peringatan-Mu. Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk menaati perintah-perintah-Mu. Tali-tali orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan. Pada tengah malam aku bangun untuk bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil. Aku bersahabat dengan semua orang yang takut kepada-Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada titah-titah-Mu. Bumi penuh dengan kasih setia-Mu, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.”
(Mazmur 119:57–64)
Kita Menjumpai Allah Ketika Kita Taat
Memiliki dan menaati perintah-perintah Allah menunjukkan kasih kita kepada-Nya, tetapi juga membuka pintu bagi hubungan yang lebih intim dengan-Nya. Yohanes 14:15–21 menangkap inti dari ketaatan sebagai respons terhadap kasih Allah:
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti perintah-perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal-Nya. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku akan datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu akan melihat Aku. Sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
Kesebelas murid yang mendengar kata-kata ini pada malam sebelum penyaliban Yesus belum sungguh mengerti apa yang akan terjadi. Dalam hitungan jam, keadaan akan jauh lebih buruk dari yang bisa mereka bayangkan, tetapi dalam hitungan hari, segala sesuatu akan menjadi jauh lebih indah daripada yang pernah mereka harapkan. Yang perlu mereka ketahui adalah: kasih menuntut ketaatan, dan ketaatan adalah syarat bagi pertumbuhan relasi dengan Allah.
Perhatikan bahwa ketiga Pribadi Tritunggal melayani mereka yang menunjukkan kasih kepada Kristus melalui ketaatan mereka (ayat 21):
- Sang Anak meminta kepada Bapa untuk mengirimkan Roh Kebenaran — dan Bapa mengabulkannya (ayat 16–17).
- Sang Anak berjanji untuk datang kepada murid-murid-Nya — dan Ia menepatinya.
- Karena Anak hidup, para murid pun hidup (ayat 18–19).
- Ia berdiam dalam Bapa dan juga di dalam kita, dan Roh Kudus membantu kita memahami hal ini (ayat 20).
- Bapa mengasihi kita, demikian pula Anak, yang menyatakan diri-Nya kepada kita (ayat 21).
Hubungan kita dengan Allah bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh atau diperlakukan seperti relasi antar sesama manusia. Sebaliknya, ini adalah anugerah yang luar biasa, yang seharusnya terus mengagumkan dan menggembirakan kita!
Doa:
Bapa, tolong ingatkan aku setiap kali aku membutuhkannya bahwa jika Engkau, yang mengasihiku, memintaku melakukan hal-hal untuk kemuliaan-Mu dan kebaikanku, maka aku tidak boleh membayangkan bahwa mengabaikan perintah-perintah-Mu itu tidak berarti apa-apa bagi-Mu. Berikanlah aku sukacita dalam melakukan kehendak-Mu, sukacita yang mendorongku untuk taat — terutama ketika musuh jiwaku membisikkan kebohongan tentang kenikmatan dosa. Aku memohon semua ini supaya Nama-Mu dimuliakan. Amin.