Biarlah kasih setia-Mu datang kepadaku, ya TUHAN, keselamatan dari pada-Mu sesuai dengan janji-Mu; maka aku dapat memberi jawab kepada orang yang mencela aku, sebab aku percaya kepada firman-Mu.
(Mazmur 119:41–42)

Kita Percaya pada Firman Allah

Karena kita tidak menciptakan realitas, melainkan mengakui realitas yang telah dinyatakan oleh Allah, maka iman kita kepada Allah tidak dapat dipisahkan dari iman kepada firman-Nya. Dalam Mazmur 56, Daud dua kali menempatkan kepercayaannya kepada Allah sejajar dengan kepercayaannya kepada firman Allah. Bacalah ayat 3–11 dan perhatikan secara khusus bagian awal dan akhir kutipan ini:

Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu.
Kepada Allah—firman-Nya kupuji—kepada Allah aku percaya, aku tidak takut.
Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
Sepanjang hari mereka memutarbalikkan perkataanku,
segala maksud mereka terhadap aku adalah jahat.
Mereka menyergap, mereka mengintai langkah-langkahku,
sambil menunggu nyawaku.
Terhadap kejahatan mereka, hukumlah mereka, ya Allah,
jatuhkanlah bangsa-bangsa dalam murka-Mu!
Sengsaraku telah Kauhitung-hitung,
air mataku Kauletakkan ke dalam kirbat-Mu.
Bukankah semuanya telah Kaucatat?
Musuh-musuhku akan mundur pada waktu aku berseru;
dengan demikian aku tahu, bahwa Allah memihak kepadaku.
Kepada Allah—firman-Nya kupuji—kepada TUHAN—firman-Nya kupuji—
kepada Allah aku percaya, aku tidak takut.
Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?

Pengulangan ini, dan penempatannya yang strategis, sungguh bermakna. Beberapa orang mungkin menganggap pemuliaan terhadap firman Allah ini sebagai bentuk “penyembahan Alkitab” seperti yang sering dikritik terhadap orang-orang Injili. Tetapi Daud meninggikan firman Allah karena Allah sendiri meninggikannya, seperti yang dia nyatakan dalam Mazmur 138:2:

“Aku sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.” (versi ESV: “You have exalted above all things Your name and Your word.”)

Tidak mungkin firman Allah tidak mencerminkan integritas Allah. Allah mengatakan apa yang Ia maksud, dan maksud-Nya adalah benar. Firman Allah memiliki peranan sangat personal dalam hidup kita. Kita mengenal Allah melalui tindakan langsung-Nya dalam hidup kita, namun kita menyadari bahwa itu berasal dari Allah karena Dia telah menyatakan sifat dan jalan-jalan-Nya melalui firman-Nya. Tanpa firman itu, kita tidak akan mengenali tangan Allah dalam peristiwa hidup kita.

Kepercayaan kepada Allah dan kepercayaan kepada firman-Nya tidak bisa dipisahkan, karena firman Allah adalah sarana yang Allah gunakan untuk menyatakan bahwa Dia dapat dipercaya. Jika Allah berbohong—yang menurut Titus 1:2 tidak mungkin dilakukan-Nya—maka Ia menyangkal diri-Nya sendiri, dan itu juga sesuatu yang mustahil menurut 2 Timotius 2:13.

Terima kasih, Bapa, untuk firman-Mu yang pasti dan teguh. Kebenarannya, kuasanya, keseimbangannya, hikmatnya, dan kejernihannya membuatnya sangat layak untuk setiap menit yang kuhabiskan menyelami kedalamannya. Perbaruilah rasa laparku akan firman-Mu dan mampukan aku bertemu dengan-Mu di dalam setiap halamannya hari ini. Amin.

Related Posts