“Utuslah terang-Mu dan kesetiaan-Mu; itu yang akan menuntun aku dan membawa aku ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!”
(Mazmur 43:3)
Salah satu cara lain Roh Kudus mengajar kita adalah dengan menerangi Kitab Suci, sehingga kita dapat melihat dan memahami apa yang terkandung di dalamnya. Dalam banyak hal, pelayanan ini mencerminkan peran Roh Kudus sebagai agen Allah dalam inspirasi. Setelah mengilhamkan Firman (2 Timotius 3:16), Roh sekarang menyinari Firman itu.
Pengalaman saya di teater membantu saya memahami betapa pentingnya hal ini. Ketika saya dan istri saya menonton sebuah drama, kami duduk dan menunggu dua hal terjadi: pertama, tirai harus dibuka—panggung harus disingkapkan. Kedua, lampu harus dinyalakan. Tanpa kedua hal ini, kami tidak akan bisa mengikuti apa yang terjadi di atas panggung.
Demikian pula, untuk memahami drama penebusan, kita memerlukan penyingkapan (wahyu) dan penerangan (iluminasi). Wahyu telah datang dalam bentuk tertulis—Alkitab. Penerangan terjadi setiap kali kita membaca Alkitab dengan iman. Teks yang paling sering dikaitkan dengan pekerjaan Roh Kudus ini adalah 1 Korintus 2:6–16.
Dalam bagian ini, Paulus berbicara tentang pelayanannya dalam memberitakan Injil (ayat 6, 7, 13). Roh Kudus memampukan Paulus dan rekan-rekannya (termasuk kita) untuk memahami (ayat 8, 12, 14) dan memberitakan Injil (ayat 13):
“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia, semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia. Semuanya itu dinyatakan Allah kepada kita oleh Roh. Sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.”
(1 Korintus 2:9–10)
Inti dari argumen Paulus adalah ini: kita memberitakan pesan hikmat, tetapi bukan hikmat duniawi yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Pesan kita adalah hikmat Allah yang dinyatakan, dan hanya mereka yang memiliki Roh Allah yang bisa memahaminya. Injil Kristus yang disalibkan hanya masuk akal sebagai jalan keselamatan bagi mereka yang memiliki pikiran Kristus—yakni kemampuan untuk memahami jalan-jalan Allah.
Roh memberikan kita kata-kata untuk menjelaskan realitas rohani ini—kata-kata yang sesuai dengan pesan Injil dan juga dengan para pendengar kita. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki Roh (tidak percaya kepada Kristus), tidak bisa memahami Injil dan menganggapnya kebodohan (ayat 14).
Terang Roh yang Menerangi Khotbah
Berkat penerangan ini menjadikan khotbah berbuah bukan hanya karena kita bisa memahami apa yang kita sampaikan, tetapi juga karena pendengar kita—jika mereka orang percaya—mampu memahami melalui pekerjaan Roh Kudus yang sama. Bahkan orang yang belum percaya pun membutuhkan penerangan awal dari Roh Kudus untuk berpindah dari kegelapan kepada terang, sebagaimana dijelaskan dalam 2 Korintus 4:6:
“Sebab Allah yang telah berfirman: ‘Dari dalam gelap akan terbit terang!’—Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.”
Doa:Bapa, saat aku mengingat betapa lamanya aku hidup dalam kegelapan meskipun Alkitab tersedia bagiku, aku bersyukur karena Engkau menyalakan terang itu, dan aku mulai melihat Yesus di dalam setiap halamannya, serta melihat diriku sendiri yang sangat membutuhkan keselamatan yang hanya Dia dapat berikan. Tolong, tetaplah nyalakan terang itu. Nyalakanlah terang itu bagi para pendengarku saat aku berkhotbah. Aku tidak bisa melakukannya, tapi Engkau bisa. Terima kasih untuk pekerjaan supernatural ini—tanpa itu, tidak ada khotbah yang bisa mencapai tujuannya. Amin.