Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamu lah yang ditetapkan oleh Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
(Kisah Para Rasul 20:28)
Ketika kita memikirkan tentang karunia Allah kepada para pengkhotbah, kita secara alami dan benar akan memikirkan karunia mengajar. Paulus mengajarkan kepada Timotius bahwa seorang penilik jemaat harus “cakap mengajar” (1 Timotius 3:2).
Ia juga berkata kepada Titus bahwa seorang penatua harus “berpegang pada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan juga menyanggah mereka yang menentangnya” (Titus 1:9).
Kemampuan untuk menguatkan orang melalui pengajaran yang sehat dan untuk membantah mereka yang menentangnya adalah hal yang esensial. Bukan pilihan. Ini tidak berarti bahwa setiap penatua gereja harus nyaman mengajar di hadapan kelompok besar, tetapi setiap penatua harus memahami Kitab Suci dan dapat menerapkannya dengan setia dan jelas dalam berbagai situasi.
Dalam beberapa kesempatan langka, saya pernah bertemu mahasiswa yang sedang mempersiapkan diri untuk tahbisan pelayanan pastoral di gereja, tetapi tampaknya tidak mampu memahami dan menjelaskan makna serta penerapan teks Alkitab. Mereka sama sekali tidak menunjukkan bakat untuk mengajar. Ketika, dengan cukup hati-hati, saya mempertanyakan keabsahan panggilan mereka ke dalam pelayanan pastoral, hampir semua dari mereka justru merasa lega. Sebagian besar kemudian mengubah arah panggilan mereka. Dalam kasus seperti ini, bukan hanya kebaikan si mahasiswa yang dipertaruhkan, tetapi juga kesejahteraan masa depan gereja.
Beberapa orang dari generasi sebelumnya mengartikan setiap pengalaman rohani yang kuat sebagai panggilan untuk melayani, dan karena itu panggilan untuk berkhotbah (atau menjadi misionaris). Ketika mereka yang sebenarnya tidak memiliki karunia berkhotbah salah memahami hal ini, hasilnya bisa menyakitkan dan merusak. Mereka dipindahkan dari satu gereja kecil ke gereja lain, berusaha melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah Allah minta atau perlengkapi mereka untuk melakukannya, dan setiap gereja yang mereka layani menjadi korban dari ketidakcocokan ini.
Jika Anda seorang uskup, ketua sinode, pengawas wilayah, atau memiliki tanggung jawab dalam membina para pengkhotbah, dampingilah mereka yang tidak menunjukkan kemampuan dalam berkhotbah. Bimbing mereka dengan lembut untuk menemukan pelayanan lain yang lebih sesuai. Meskipun ini mungkin tidak mudah, ini adalah tugas Anda dan akan membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Jangan hanya mengandalkan penilaian Anda sendiri, tetapi bila bukti-bukti sudah jelas dan terus-menerus muncul, berikan dukungan dan dorongan yang mereka butuhkan untuk menemukan peran mereka yang sesungguhnya dalam tubuh Kristus.
Jika Anda sendiri mulai meragukan kemampuan Anda untuk mengajar, mintalah seseorang yang Anda percayai—yang mau mengutamakan kepentingan gereja lebih dari kenyamanan pribadi atau keinginan untuk menyenangkan Anda—untuk berkata jujur dalam kasih. Dengarkan dengan terbuka, cari konfirmasi, dan temukan tempat Anda yang benar dalam ekonomi Allah.
Saya menyadari bahwa ada juga para pengkhotbah yang sangat terluka oleh jemaat yang salah memahami arti dari karunia pelayanan firman. Jemaat-jemaat ini menolak para pengkhotbah yang seharusnya mereka peluk dan dukung. Namun, mencari kehendak Allah secara rendah hati bagi kebaikan gereja sering kali membawa pada penyesuaian pelayanan yang sehat antara karunia sang pengkhotbah dan harapan jemaat. Dan ketika itu terjadi, itu adalah kelegaan besar bagi semua pihak.
Doa:
Bapa, aku mengakui bahwa aku merasa sangat tidak nyaman ketika harus mengatakan kepada seseorang bahwa mereka tidak memiliki karunia untuk berkhotbah. Bahkan, aku mengakui bahwa ketidaknyamanan ini kadang membuatku menghindar untuk menegur atau mengarahkan mereka ke pelayanan yang lebih sesuai. Ampunilah aku karena telah menempatkan kenyamananku di atas kebaikan gereja-Mu. Berikanlah hikmat kepadaku ketika aku tidak melihat adanya tanda-tanda kemampuan untuk mengajar. Teruslah bangkitkan orang-orang yang Engkau percayai untuk melayani dalam pelayanan firman. Demi kebaikan gereja dan demi kemuliaan Nama-Mu, aku berdoa. Amin.