Tuhan Sang Pencipta: Kristus Sang Pencipta
Anak adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung lebih utama dari segala yang diciptakan. Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. (Kolose 1:15–16)
Bahkan ketika kita hanya meninjau sebagian dari karya penciptaan Allah, kita tetap harus mengingat peran Tuhan Yesus dalam penciptaan. Prolog Injil Yohanes menggambarkan peran Kristus dengan jelas:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. Ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
(Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia yang kumaksud ketika aku berkata: Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.”)
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yohanes 1:1–18)
Yesus, Sang Firman, dapat digambarkan sebagai pelaksana dalam penciptaan karena segala sesuatu dijadikan melalui Dia (ay. 3, 10). Allah berfirman, dan Firman-Nya menciptakan segalanya dari ketiadaan. Luasnya tindakan penciptaan ini (ay. 3) mencakup segala sesuatu dan setiap orang, sehingga tak ada satu pun yang tidak bertanggung jawab kepada-Nya. Karena Kristus menciptakan segalanya, Kristus juga menerangi setiap orang (ay. 9) agar semua dapat percaya (ay. 7).
Keberadaan Kristus sebelum segalanya (ay. 1–3, 15, 18) menunjukkan bahwa pesan yang Ia bawa itu bersifat kekal dan karenanya selalu relevan sepanjang waktu. Ketika Kristus datang kepada “milik-Nya sendiri” (ay. 11), yang dimaksud adalah bangsa Yahudi, umat pilihan Allah. Namun sesungguhnya Ia datang juga kepada seluruh umat manusia—manusia yang adalah milik-Nya karena Ia sendiri yang menciptakan mereka. Ia datang untuk memberitakan pesan-Nya kepada mereka yang secara hak adalah milik-Nya sebagai Sang Pencipta. Maka, Ia bukan hanya memberitakan, tapi juga mewujudkan pesan kasih karunia dan kebenaran. Ia datang untuk “menafsirkan” Bapa (ay. 18), untuk menyatakan Allah yang tidak kelihatan (Yoh. 1:1; Kol. 1:15; Ibr. 1:3).
Peran Yesus dalam sejarah penebusan adalah unik. Seperti dikatakan dalam ayat 18, Ia adalah “Anak Tunggal”. Namun setelah kebangkitan-Nya, Sang Juruselamat berkata kepada para murid-Nya, “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh. 20:21). Pelayanan kita memiliki kesamaan dengan pelayanan Yesus. Seperti Yesus, kita diutus. Kita diberi kuasa untuk berbicara atas nama Allah. Kita memiliki Roh Kudus. Kita hidup dan berbicara untuk memperlihatkan sifat Allah kepada orang-orang yang sebenarnya telah menjadi milik-Nya—yaitu makhluk ciptaan-Nya. Kita memberitakan pesan kasih karunia dan kebenaran. Dan seperti Yesus, kita pun dipanggil untuk menyerahkan hidup kita (Kol. 1:24).
Namun, seberapa keras pun kita meneladani hidup dan pelayanan Kristus, kita tidak boleh melakukannya dengan cara yang merendahkan keunikan-Nya. Peran-Nya sebagai Pencipta tidak dapat dipisahkan dari hakikat-Nya sebagai Allah (Kol. 1:15–16). Dia bukan hanya Pribadi dalam nama-Nya kita berbicara; Dia adalah Pribadi yang kita beritakan.
Doa:
Bapa yang penuh kasih, terima kasih karena Engkau telah meninggikan Yesus dan memberikan kepada-Nya Nama di atas segala nama. Tuhan Yesus, terima kasih atas karya penciptaan-Mu, karena Engkau telah menjadikan segala sesuatu dan menjadikannya untuk memuliakan Bapa. Aku mengakui bahwa aku bertanggung jawab kepada-Mu. Roh Kudus, terima kasih karena Engkau telah membuka mata hatiku yang buta, sehingga aku dapat melihat kemuliaan Allah dalam wajah Yesus Kristus.
Amin.