“Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepadamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan Allah kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka melimpah dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka memohon dan mendesak kepada kami supaya mereka juga mendapat kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka pertama-tama kepada Allah, lalu oleh kehendak Allah juga kepada kami.” (2 Korintus 8:1–5)

Idealnya, para pendengar dalam gereja lokal tempat Anda melayani atau gereja pengutus yang mendukung pelayanan penginjilan Anda akan menopang pelayanan Anda secara finansial. Dukungan seperti ini memang diharapkan dari jemaat, seperti yang ditegaskan dalam beberapa ayat berikut:

“Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil dari panennya.”
(2 Timotius 2:6)

“Saudaraku yang terkasih, engkau setia dalam apa yang engkau lakukan kepada saudara-saudara seiman, bahkan kepada orang-orang asing. Mereka telah bersaksi di hadapan jemaat tentang kasihmu. Tolonglah mereka supaya mereka dapat melanjutkan perjalanan mereka dengan cara yang layak di hadapan Allah. Sebab mereka telah pergi demi Nama itu, tanpa menerima bantuan apa pun dari orang-orang yang tidak percaya. Karena itu, kita wajib menyambut orang-orang seperti mereka supaya kita boleh menjadi rekan sekerja dalam kebenaran.”
(3 Yohanes 5–8)

“Orang yang menerima pengajaran dalam firman harus membagikan segala sesuatu yang baik kepada pengajarnya.”
(Galatia 6:6)

Paulus juga menegaskan hak pelayan Tuhan untuk menerima dukungan dari mereka yang dilayani:

“Bukankah aku bebas? Bukankah aku seorang rasul? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu hasil pekerjaanku di dalam Tuhan?… Siapakah yang menjadi prajurit dengan biaya sendiri? Siapakah yang menanam kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan tidak minum susu dari kawanan itu?… Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: ‘Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik.’ Apakah Allah hanya peduli pada lembu saja? Bukankah Ia juga berfirman itu untuk kita? Ya, itu ditulis untuk kita!… Jika kami telah menaburkan benih rohani di antara kamu, apakah terlalu besar bila kami menuai hasil duniawimu?”
(1 Korintus 9:1–14, diringkas)

Namun, bagaimana jika Anda tidak menerima dukungan finansial? Jangan berkecil hati. Anda berada dalam persekutuan yang baik! Rasul Paulus sendiri kadang harus bekerja membuat tenda untuk mencukupi kebutuhannya. Ia menjadi teladan dalam sikap hati, seperti yang ditunjukkannya dalam surat kepada jemaat di Filipi — sebuah surat ucapan terima kasih atas dukungan mereka. Di sana Paulus menunjukkan kepercayaannya kepada Allah dan kerendahan hati terhadap mereka yang tidak sempat atau tidak mampu mendukungnya:

“Aku sangat bersukacita dalam Tuhan karena akhirnya kepedulianmu kepadaku berkembang kembali. Memang kamu sudah peduli, hanya belum mendapat kesempatan untuk menunjukkannya. Aku tidak mengatakan ini karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu bagaimana hidup dalam kekurangan dan aku tahu juga bagaimana hidup dalam kelimpahan. Dalam segala hal dan segala keadaan, aku telah belajar rahasia hidup: baik kenyang maupun lapar, baik dalam kelimpahan maupun dalam kekurangan. Segala sesuatu dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
(Filipi 4:10–13)

Bapa, berikanlah aku hati yang bersyukur atas kemurahan hati mereka yang mendukung pelayananku, dan kepuasan dalam kondisi hidupku apa adanya. Jadikanlah aku seorang pemberi yang penuh sukacita, karena Engkau telah memberikan anugerah-Mu yang tak terkatakan — yaitu Yesus — kepadaku. Amin.

Related Posts