Penulis: John R. W. Stott
Penerbit: Eerdmans Publishing Company
Tahun Terbit: 1982
Gambaran Umum Buku
Dalam Between Two Worlds, John Stott mengangkat peran pengkhotbah sebagai jembatan antara dua dunia: dunia kuno Alkitab dan dunia modern para pendengarnya. Buku ini adalah salah satu karya klasik dalam homiletika Injili dan sangat memengaruhi pendekatan khotbah kontekstual dan setia pada teks.
Isi dan Pokok Pemikiran
1. Pengkhotbah sebagai Jembatan
Stott menekankan bahwa tugas utama pengkhotbah adalah menjembatani dunia teks Alkitab yang sudah selesai (historis) dengan konteks kekinian yang terus berubah. Maka, seorang pengkhotbah harus:
- Menjadi pelajar yang setia dari Kitab Suci.
- Menjadi pengamat yang peka terhadap zaman.
- Menjadi komunikator yang jelas, hidup, dan relevan.
“Pengkhotbah berdiri di antara dua dunia – dunia Alkitab dan dunia modern – dan harus mengerti keduanya.”
2. Krisis dalam Pelayanan Khotbah
Stott memulai dengan diagnosis krisis khotbah dalam dunia modern: banyak mimbar kosong dari kekuatan Firman Tuhan karena isi khotbah terlalu dangkal, terlalu personal, atau terlalu terputus dari Alkitab.
Ia menyebut kebutuhan mendesak untuk kembali kepada:
- Eksposisi Alkitabiah
- Pemahaman doktrinal yang dalam
- Relevansi budaya
3. Teologi Khotbah
Bagian ini menggali dasar teologis pelayanan khotbah. Stott menegaskan bahwa:
- Khotbah bukan sekadar komunikasi ide, tetapi pengumuman otoritatif dari Firman Allah.
- Khotbah sejati adalah hasil dari panggilan Tuhan, pewahyuan, dan otoritas Kitab Suci.
4. Sejarah dan Gaya Khotbah
Stott menelusuri perkembangan khotbah dari zaman Gereja mula-mula, melalui Reformasi, Puritanisme, hingga abad ke-20. Ia mengkritisi gaya-gaya khotbah yang menjauh dari model biblika dan menyerukan kembali kepada khotbah ekspositori.
5. Praktik Khotbah Ekspositori
Dalam bagian ini, Stott menjabarkan langkah-langkah dan prinsip-prinsip menyusun khotbah ekspositori yang kuat:
- Pemahaman mendalam terhadap teks.
- Struktur yang jelas.
- Aplikasi yang tepat sasaran.
Kekuatan Buku
- Setia pada Kitab Suci: Stott menekankan otoritas dan keunikan Alkitab sebagai sumber khotbah.
- Seimbang antara teks dan konteks: Tidak hanya berorientasi teologis, tapi juga komunikatif dan relevan.
- Bahasa yang jelas dan sistematis, cocok untuk pengkhotbah pemula maupun berpengalaman.
- Pengaruh global: Buku ini menjadi rujukan penting dalam pendidikan teologi di seluruh dunia.
Relevansi bagi Pelayan Masa Kini
Bagi para pendeta dan pengkhotbah masa kini, buku ini tetap relevan untuk:
- Mendorong kesetiaan pada Firman Allah.
- Menjadi suara profetik yang mengakar dalam Kitab Suci namun berbicara ke realitas jemaat hari ini.
- Memperkuat khotbah sebagai bentuk pelayanan rohani, bukan sekadar ceramah.
Kesimpulan
Between Two Worlds adalah karya monumental yang mengangkat kembali khotbah ekspositori sebagai jantung pelayanan gereja. John Stott menantang para pengkhotbah untuk tidak hanya berbicara tentang Alkitab atau tentang kehidupan, tetapi menjadi jembatan yang hidup yang menghubungkan keduanya dengan kuasa Roh Kudus.
Bab 1 – The Glory of Preaching
Stott memulai dengan menegaskan keagungan pelayanan khotbah. Ia menyebut khotbah sebagai panggilan ilahi dan tugas mulia, karena melalui khotbah Allah menyatakan diri-Nya kepada dunia.
Poin Penting:
- Allah memilih menyatakan kehendak-Nya melalui Firman.
- Khotbah menjadi perpanjangan dari pewahyuan Allah yang hidup.
- Tantangan besar: banyak pengkhotbah meremehkan tugas ini.
Bab 2 – Contemporary Objections to Preaching
Stott membahas berbagai kritik terhadap khotbah di zaman modern—mulai dari kebosanan, monoton, hingga dianggap tidak relevan dalam era media.
Poin Penting:
- Kritik terhadap khotbah bukan hal baru.
- Sebagian kritik ada benarnya, karena kualitas mimbar yang menurun.
- Namun, Stott mempertahankan bahwa khotbah tetap relevan jika setia pada teks dan konteks.
Bab 3 – Biblical Foundations of Preaching
Stott menggali dasar alkitabiah dari pelayanan khotbah. Ia menunjuk pada model para nabi, Yesus, dan para rasul yang semuanya mengabarkan Firman dengan otoritas.
Poin Penting:
- Allah berbicara – dan Ia melakukannya melalui manusia pilihan.
- Khotbah adalah bentuk “penyampaian pewahyuan” (revelation through proclamation).
- Otoritas khotbah berasal dari otoritas Kitab Suci, bukan pengkhotbah.
Bab 4 – Theology of Preaching
Bab ini menjelaskan secara teologis mengapa khotbah penting. Khotbah adalah sarana Allah untuk mengubah hati manusia dan membangun gereja-Nya.
Poin Penting:
- Khotbah adalah sarana anugerah.
- Tidak netral – khotbah mengonfrontasi, membangun, dan mengubah.
- Roh Kudus menjadi agen utama yang menghidupkan Firman yang disampaikan.
Bab 5 – History of Preaching
Stott menelusuri sejarah perkembangan khotbah dari gereja mula-mula hingga abad ke-20.
Poin Penting:
- Zaman gereja mula-mula: kuat dalam pengajaran dan pemberitaan Injil.
- Reformasi: khotbah dikembalikan ke pusat ibadah.
- Puritanisme: khotbah ekspositori berkembang.
- Abad modern: terjadi degradasi karena rasionalisme dan liberalisme.
Bab 6 – Theological, Pastoral, and Contemporary Tensions
Stott membahas ketegangan-ketegangan yang dialami pengkhotbah:
- antara doktrin dan kebutuhan jemaat,
- antara kebenaran kekal dan tantangan zaman,
- antara kedalaman teologis dan bahasa yang membumi.
Poin Penting:
- Pengkhotbah harus menjadi “dua mata”: satu pada teks, satu pada dunia.
- Gagal memahami jemaat = kehilangan relevansi.
- Gagal memahami Alkitab = kehilangan otoritas.
Bab 7 – The Bridge Between Two Worlds
Inilah bab inti dari buku. Stott menekankan bahwa pengkhotbah adalah “jembatan hidup” antara dunia Alkitab dan dunia modern.
Poin Penting:
- Khotbah yang efektif terjadi ketika pengkhotbah menyelami dunia teks dan memahami realitas pendengar.
- Perlu kerja keras dalam studi teks dan studi konteks.
- Membangun jembatan memerlukan sensitivitas, kepekaan budaya, dan integritas rohani.
Bab 8 – Preparing the Sermon
Bagian paling praktis dari buku ini. Stott menjabarkan proses menyiapkan khotbah yang baik.
Langkah-langkah Utama:
- Pilih teks yang akan dikhotbahkan.
- Pahami konteks historis dan teologis teks.
- Temukan pesan utama teks.
- Susun kerangka dengan logika yang kuat.
- Gunakan ilustrasi dan aplikasi yang hidup.
- Doakan seluruh prosesnya agar dipimpin oleh Roh Kudus.
Penutup – Pesan Utama Buku
John Stott ingin mengembalikan kemuliaan dan kekuatan pelayanan khotbah ke tempatnya semula—sebagai suara otoritatif Firman Allah dalam kehidupan jemaat modern. Pengkhotbah harus belajar keras dan berdoa lebih keras.