Melayanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengelola yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah. Jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Bagi-Nyalah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
(1 Petrus 4:10–11)
Bukan hanya Roh Kudus yang memberikan karunia rohani kepada individu untuk kebaikan bersama, tetapi Kristus yang telah naik ke surga juga memberikan orang-orang yang dikaruniai-Nya kepada tubuh Kristus secara keseluruhan:
Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya kata Nas:
“Tatkala Ia naik ke tempat tinggi,
Ia membawa tawanan-tawanan;
Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.”
Bukankah “Ia telah naik” berarti bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari semua langit, untuk memenuhi segala sesuatu. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Dengan demikian kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh—yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya—menjalankan fungsinya masing-masing dan dengan demikian tubuh itu bertumbuh dan membangun dirinya dalam kasih.
(Efesus 4:7–16)
Tujuan Allah bagi gereja, seperti yang disampaikan dalam Efesus 3:10, adalah menjadikan gereja sebagai alat peraga dari hikmat-Nya yang beraneka ragam—sebuah tubuh yang hidup dan nyata, terlihat oleh mereka yang di bumi, bahkan oleh mereka yang di surga. Tubuh seperti ini bertumbuh dengan sehat dalam segala hal. Bukan tubuh yang hanya kaki-kakinya yang bertumbuh tetapi batang tubuhnya tidak!
Allah merancang pertumbuhan gereja berdasarkan tiga hal penting. Pertama, tubuh itu harus terhubung dengan Kepala-nya (Kolose 2:19). Kedua, para pelayan yang memerlengkapi (rasul, nabi, penginjil, dan gembala-pengajar) harus menggunakan karunia mereka untuk memperlengkapi seluruh jemaat bagi pekerjaan pelayanan. Ketiga, setelah diperlengkapi, anggota-anggota gereja harus menggunakan karunia mereka untuk membangun tubuh Kristus dalam kasih.
Ketika ketiga hal ini terjadi, hasil yang Allah maksudkan akan nyata. Gereja bertumbuh dalam kesatuan iman dan pengetahuan akan Anak Allah. Gereja menjadi dewasa, mencerminkan kepenuhan Kristus. Gereja menjadi kokoh, tidak mudah digoyahkan oleh ajaran sesat. Dan sebagai hasilnya, bahkan para penguasa dan kuasa di surga akan terkagum-kagum melihat hikmat Allah yang sanggup membentuk sesuatu yang begitu indah dari bahan mentah yang tampaknya tidak menjanjikan.
Doa:
Bapa, terima kasih atas hikmat-Mu yang beraneka ragam, yang telah merancang gereja sedemikian luar biasa seperti tubuh manusia. Tolonglah kami yang Kau panggil untuk memperlengkapi orang-orang kudus, agar kami dapat melakukannya dengan efektif. Sehingga setiap bagian dari tubuh Kristus dapat melayani sebagaimana yang Engkau kehendaki. Amin.