[ Kontekstual dengan lingkungan ]
Di setiap daerah terdapat ciri khas makanan, meskipun memiliki nama yang sama namun tetap ada sebuah perbedaan, sebut saja pecel. Di Jawa Timur saja pecel beraneka ragam, ada pecel madiun, …… dan …….Meskipun menggunakan bahan-bahan yang sama yaitu kangkung, kecambah dengan taburan saus kacang, tidak lupa peyek teri atau kacang sebagai pelengkap dari pecel itu tetap saja ada yang membedakan dari segi rasa maupun tampilannya.
Meskipun terdapat perbedaan, namun dalam sejarahnya belum pernah ada daerah tertentu yang menganggap pecel dari daerahnya merupakan pecel nomor satu dibandingkan dari daerah lainnya. Hal ini berbeda dengan keberadaan gereja sebagai garam dan terang dunia. Gereja A merasa yang paling benar dibanding dengan gereja B, meskipun mungkin dalam kenyataannya pun tidak.
Ciri khas gereja A tentu berbeda dengan ciri khas gereja B, karena panggilannya (cara meramu dan memasaknya) berbeda. Alkitab menyatakan bahwa Allah memanggil gerejanya untuk bersatu dalam keragaman ( Yoh 17:21). Gereja memiliki banyak ragam namun dasarnya sama, yaitu menggunakan Alkitab dan pokok-pokok dasar gerejawi yang telah diakui dan dinyatakan oleh bapak-bapak gereja di waktu lalu.
Seperti halnya nasi pecel memiliki karakter yang beda namun tetap memiliki dasar yang sama, sebab ia dilahirkan dari kebutuhan masyarakat sekitarnya. Dengan cara demikian kehadiran gereja bisa dinikmati sebagai sebuah hidangan makanan yang lezat untuk dinikmati.