Dewasa ini, kursi-kursi di banyak gereja injili dipenuhi dengan orang-orang pascamodern yang sangat mengutamakan aspek emosi, sementara sebagian besar pengkhotbah belum menyadari bahwa aspek emosi merupakan kebutuhan mendesak bagi para pendengar khotbah masa kini. Khotbah-khotbah di gereja-gereja injili cenderung bersifat passionless intellectualism. Permasalahan ini disebabkan tradisi pendidikan di sebagian besar seminari yang hanya memperlengkapi para hamba Tuhan untuk mengeksegesis dan mengomunikasikan ide-ide dari teks, tetapi kurang bersentuhan dengan emosi-emosi yang terkandung di dalamnya. Melalui tulisan ini, penulis bermaksud untuk memberikan pemahaman terhadap peran dan signifikansi pathos dalam sebuah khotbah dan memberikan penjelasan cara menggunakannya, supaya khotbah dapat memberikan perhatian dan ruang yang lebih pada unsur pathos, dan diharapkan pada akhirnya khotbah lebih dapat efektif dalam mencapai tujuan khotbah, yaitu perubahan hidup pendengar.
Bisa di beli di Playbook
Bisa di beli di Tokopedia