Bagi sebagian besar atau bahkan semua pengkhotbah, perasaan tentang khotbah kita memiliki kemiripan dengan perasaan
“Yang paling utama di antara kamu harus menjadi seperti pelayan.” (Lukas 22:26) Refleksi: Sebagai pengkhotbah,
“Jika seseorang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.” (Matius
“Jika seseorang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.” (Matius
“Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa.” (Markus 2:17) Refleksi: Pelayanan kita
“Jika seorang ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” (Markus 10:43)
“Janganlah kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.” (Matius 7:1) Refleksi: Sebagai pengkhotbah, kita harus berhati-hati
Berdiri di depan orang lain untuk berkomunikasi-dalam konteks apa pun-adalah ketakutan yang mendalam dalam masyarakat
“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: bersukacitalah!” (Filipi 4:4) Refleksi: Sebagai pengkhotbah, kita dipanggil
Ayat: “Aku telah memberikan teladan kepada kalian, supaya kalian juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat